Puisi Tentang Ibu 4 Bait Pilihan Terbaik
Ibu adalah sosok yang tak tergantikan dalam hidup kita. Kasih sayang, pengorbanan, dan doanya selalu menyertai setiap langkah kita.
Melalui puisi, kita dapat mengungkapkan rasa cinta dan terima kasih kepada ibu tercinta.
Berikut 4 puisi terbaik tentang ibu 4 bait yang telah saya pilih untuk pembaca yang sarat makna dan menyentuh hati:
Ibuku
Puisi yang berjudul "Ibu" ini mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan atas jasa dan pengorbanan ibu.
Tak kan kulupakan jasamu, ibu
Kau mengandungku, melahirkanku
Resah, gelisah menjadi satu
Kau rasakan di dalam kalbu
Setiap waktu berjalan
Pekerjaanmu begitu melelahkan
Walau lelah keringat bercucuran
Tak pernah engkau keluhkan
Ibu, kau curahkan cinta kasihmu
Kau belai dengan sentuhan lembutmu
Mendidikku dengan kasih sayangmu
Agar aku menjadi maju
Ibu, tak hentinya aku membuatmu marah
Hingga kamu menjadi gundah
Namun, engkau tetap tabah
Tersenyum ramah tanpa keluh kesah
Puisi ini menyampaikan pesan tentang betapa besar jasa dan pengorbanan seorang ibu.
Sang anak menyadari bahwa ibu telah berjuang keras demi kebahagiaannya.
Bidadari Pergi Tak Berpamit
Puisi yang berjudul "Bidadari Pergi Tak Berpamit" 4 bait ini menyampaikan rasa kehilangan dan kesedihan yang mendalam atas kepergian sang ibu.
Jerit kalbu memekik pilu
Duka selaksa kian terasa
Wajah berseri kini pucat paci
Belai tangan takkan terasa lagi
Dalam sepi kuratapi
Kasih pergi tanpa permisi
Terisak tangis tersembunyi
Bayang gelap pun menyelimuti
Kendati banyak mata mengasihani
Sosok putri kini seorang diri
Teringat pesan yang kau ajari
Ingatlah Tuhan bahwa kau tak sendiri
Teruntuk segala hal yang kamu torehkan
Kata yang tak sempat kuucapkan
Terima kasih semesta telah menghadirkan
Bidadari terindah dalam kehidupan
Puisi ini menggambarkan betapa sedihnya sang anak ketika kehilangan ibunya.
Meskipun penuh dengan kesedihan, puisi ini juga menyampaikan pesan tentang kekuatan dan keikhlasan dalam menghadapi kehilangan.
Teruntuk Ibunda
Puisi ke tiga yang berjudul "Teruntuk Ibunda" 4 bait ini menggunakan bahasa yang indah dan puitis untuk menggambarkan cinta dan kekaguman seorang anak kepada ibunya.
Semilir sarayu yang bersibak dalam afsun swastamita
Tak memupuskan langkah bunda tuk menyiratkan afeksinya
Setiap malam, kidung harsa terdengar manis dalam ruang hampa
Tanpa harap eulogil walau peluh melumpuhkan sekujur atma
Kalbuku berdegup memandang wajah cantikmu seakan tiada beban
Tutur manismu mampu mengiringi seluk-beluk kehidupan
Meredum tamparan perkara yang mengantui kalbu; berhamburan
Hingga atma berdaya melampaui liku buana kian pagan
Di tengah penghujung malam, terselip doa walau derai menerpa
Memanjatkan doa teruntuk bunda yang menyuguhkan afeksi amerta
Tak lesap dirimu dalam jelma seram yang merisaukan asa
Meninabobokan elegi menjadi nirwarna dalam candramawa
Mungkin, aksara dalam pena ini tak sebanding adorasimu kian Nirmala
Walau netra menatapku sebagai insan apatis tak berperasa
Kau menatapku laksana insan anindita tanpa dosa
Oh Tuhan, mampukah hamba mengabdi jasa bunda yang tak mampu ku jangka?
Pilihan kata seperti "afsun swastamita", "kidung harsa", dan "afeksi amerta" menambah keindahan dan kedalaman makna puisi ini.
Puisi ini juga mengungkapkan rasa takjub sang anak akan kehebatan ibunya.
Syair untuk Ibu
Puisi keempat yang berjudul "Syair untuk Ibu" 4 bait ini menggambarkan betapa besar pengaruh ibu dalam kehidupan sang anak. Kasih sayang dan pengorbanan ibu selalu dikenang dan dihargai.
Ibu, setiap rintikkan air matamu
Menyadarkan diriku atas perbuatanku
Pengorbanan yang telah kau berikan untukku
Selalu ku kenang sepanjang hidupku
Di bawah redupnya pelita malam
Kurebahkan kepalaku di pangkuanmu
Aku merasakan hati yang penuh ketenangan
Lewat belaian hangat tangan halusmu
Ibu, kaulah jantung dan hatiku
Darahmu mengalir deras di tubuhku
Semua tentang lukamu terikat di batinku
Kutuliskan syair ini untukmu, ibu
Dengan bait yang langsung terhubung denganmu
Dikiasi oleh goresan pena yang indah
Syair ini akan selalu mewarnai hidupmu
Sebagai ungkapan cinta dan terima kasihku
Penggunaan diksi yang indah dan imajinatif, seperti "redupnya pelita malam" dan "tangan halusmu", menciptakan suasana yang hangat dan penuh cinta.
Bait terakhir puisi ini menunjukkan bahwa puisi tersebut adalah bentuk ungkapan cinta dan terima kasih kepada ibu.
Puisi adalah salah satu cara terbaik untuk mengungkapkan perasaan kita kepada ibu.
Keempat puisi ibu 4 bait di atas menunjukkan betapa besar cinta, rasa terima kasih, dan penghargaan kita kepada ibu.
Semoga puisi-puisi pilihan mimin ini dapat menginspirasi kita sekalian untuk selalu menyayangi dan menghormati ibu.
Posting Komentar untuk "Puisi Tentang Ibu 4 Bait Pilihan Terbaik"